Sergai. – Media Indonesia – Upah Buruh Harian Lepas (BHL) di Kebun Tanah Raja sangat memprihatinkan, karena sangat jauh dari kata layak, apalagi jika dilihat dari keadaan ekonomi sekarang, yang kebutuhan hidup sekarang semakin tinggi. Karena upah yang mereka terima juga sangat jauh berbeda dengan Kebun lainnya meski dengan pekerjaan yang sama, seperti pekerjaan pengobatan pada pohon karet dan sama – sama PTPN satu Regional.
Hal tersebut didapati awak Media ketika berkunjung ke Kebun Tanah Raja di Afdeling 2, pada hari Rabu (08/10/2025), mendapati para pekerja BHL yang lagi ngobat pohon karet dengan cara dikerok, ketika berbincang pada salah seorang pekerja BHL namun tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan, ” Bahwasanya kalo upah kami ini sangat murah cuma Rp 20.000 perancaknya, bahkan yang dipohon tua hanya Rp 12.500 per ancaknya, dan satu ancak bisa mencapai sekitar 700 pohon lebih, sementara di Kebun lain dengan pekerjaan yang sama harganya Rp 40.000 per ancak, kami heran kok bisa berbeda, padahal sama – sama perkebunan PTPN satu Regional, ” Keluh pekerja BHL tersebut. ”
Ketika ditanya, orang bapak bekerja dengan pihak Vendor apa pihak Kebun, emang kami bekerja dengan pihak Vendor, tapi setidaknya pihak Kebun juga bisa rekomendasikan mengenai upah kami, karena kami juga sudah menyampaikan keluhan kami kepada pak Asisten, nanti akan di upayakan atau disampaikan, namun hingga saat ini belum juga ada kabarnya, bahkan kami bekerja sudah bertahun-tahun disini, ” Jelasnya. ”
Dan ketika ditanya mengenai APD, bahwasanya kalo masalah APD tidak ada dikasih sama pihak Vendor, kayak sepatu kami beli sendiri jawabnya, sementara ketika terlihat orang bapak tidak menggunakan kaca mata, tentu sangat berbahaya pak, karena mengunakan Etrel untuk bahan obatnya yang merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya ketika mengenai mata, karena bisa mengakibatkan kebutaan, emang betul tuh bang, menimpalinya, makanya kami minta tolong bang, manatau orang abang bisa membantu kami mengenai keluhan kami ini, ” Harapnya,”
Mendapati hal tersebut, awak Media coba konfirmasi Calista Fairuz selaku APK (Asisten Personalia Karyawan) Kebun Tanah Raja, melalui via Whatsapp nya pada hari Selasa (28/10/2025) menanyakan mengenai keluhan pekerja BHL tersebut, namun sayang hingga berita ini dinaikkan belum juga ada jawabannya, padahal sudah centang dia.
Jika benar apa yang disampaikan para pekerja BHL tersebut, tentunya sangat disayangkan jika pihak Kebun Tanah Raja tidak mau perduli dengan apa yang menjadi keluhan mereka, meskipun mereka bekerja kepada pihak Vendor, setidaknya pihak Kebun Tanah Raja bisa menjembatani apa yang menjadi keluhan mereka, jangan sampai dicurigai adanya dugaan pihak Vendor ada main mata dengan pihak Management Kebun Tanah Raja, apalagi jika emang benar ada perbedaan upah kerja, dengan pekerjaan yang sama di Kebun lainnya yang satu Regional. (Syahrial).











