Sergai – Ada apa dengan pengurus SPBUN (Serikat Pekerja Perkebunan) Kebun Tanah Raja, yang membiarkan anggotanya yang diduga ditipu oleh Management Kebun Tanah Raja terkait tekhnis pekerjaan kutip kompo pada karyawan penderes, karena pihak SPBUN Tanah Raja tidak bereaksi atau membiarkan saja ketika anggotanya telah ditipu sekian lama oleh managementnya sendiri yakni Management Kebun Tanah Raja.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa tekhnis pekerjaan kutip kompo pada karyawan penderes sekarang sudah dikerjakan oleh pihak vendor sehingga penderes tidak lagi dilibatkan dalam pekerjaan tersebut, sama seperti pekerjaan pengobatan pada karet yang sudah dikerjakan oleh pihak vendor. Emang selama ini pekerjaan kutip kompo itu selalu dikerjakan oleh penderes itu sendiri dan perusahaan ada mengeluarkan biaya yang diberikan kepada penderes untuk pekerjaan kutip kompo tersebut.
Namun sangat disayangkan sikap pengurus SPBUN Tanah Raja, karena tidak ada mensosialisasikan hal tersebut kepada anggotanya bahkan malah membiarkan hal tersebut terjadi dan sudah berjalan cukup lama, sehingga membuat anggotanya para penderes merasa tertipu dan tentu mengalami kerugian baik kerugian tenaga maupun kerugian materi, karena para penderes mengupahkan pekerjaan kutip kompo kepada orang lain dengan upah sekitar Rp 600000, kemudian mengantarkan kompo dari ancak ke TPH, meskipun ada bantuan kompo sebesar Rp 480000 yang diberikan melalui Mandor tiap bulanya namun hanya enam bulan saja, dan itupun tak tau uang dari siapa, karena tidak pernah diberitahukan.
Mencari kebenaran informasi tersebut awak Media coba konfirmasi langsung ke Bambang yang merupakan selaku Ketua SPBUN Tanah Raja sekaligus menjadi Mandor 1 di Afdeling 1, pada hari Senin (17/11/2025), melalui via WhatsApp nya, dengan menanyakan apa tanggapan pihak SPBUN Tanah Raja mengenai polemik pekerjaan kutip kompo, yang sekarang sudah dikerjakan oleh pihak Vendor namun masih dikerjakan oleh penderes dan apalagi sudah diberitakan mengenai hal tersebut, namun sangat disayangkan hingga berita ini dinaikkan belum juga ada jawabannya padahal sudah centang dua.
Tentu sangat disayangkan dengan bungkamnya Bambang tersebut, karena jawabannya sangat diharapkan guna menjelaskan masalah polemik kutip kompo tersebut agar tidak menjadi timbul persepsi liar bagi publik yang mana publik bisa menduga adanya dugaan SPBUN Tanah Raja ber sebahat atau kongkalikong dengan Management Kebun Tanah Raja sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan dari keadaan tersebut, karena jika tidak ada keuntungannya bagi mereka mana mungkin hal tersebut dilakukan, karena jabatan mereka bisa menjadi taruhannya, karena itu bisa dikatakan termasuk kategori korupsi karena memperkaya diri sendiri maupun korporasi.
Dan jika alasannya Bambang tidak mengetahui mengenai tekhnis pekerjaan kutip kompo, rasanya tidak mungkin, karena Bambang juga menjabat sebagai Mandor 1 di Afdeling 1, yang bersentuhan langsung dengan karet karena Afdeling 1 kebanyakan tanaman karet, seperti ketika dikonfirmasi awak Media selaku Mandor 1, pada hari Kamis (13/11/2025) lalu, dia menjawab ” bahwasanya saya tidak ada hak untuk menjawab masalah tekhnis pekerjaan kutip kompo, tanyakan aja langsung ke pihak Management atau langsung ke Direksi. ”
Semoga dengan adanya berita ini, sehingga bisa menjadi viral dan para karyawan penderes juga bisa jadi tau, kalo sebenarnya pekerjaan kutip kompo tersebut sudah dikerjakan oleh pihak vendor, sehingga mereka bisa mengambil sikap atau langkah selanjutnya agar tidak ditipu terus oleh pihak Managementnya sendiri, dan disini sangat jelas jika SPBUN Tanah Raja tidak berpihak ke anggotanya karena tidak perduli dengan hal tersebut bahkan lebih berpihak kepada Perusahaan dengan mereka tidak bereaksi terlihat ketika dikonfirmasi malah tidak menjawab, jangan seperti istilahnya ” NO VIRAL NO JUSTICE ” yang maksudnya ” KALO TIDAK VIRAL TIDAK ADA HUKUM.” (Syahrial).









