Menu

Mode Gelap
Ratusan Rumah Warga Rusak Akibat Diterjang Angin Puting Beliung Guna Tekan Aksi Premanisme dan Kejahatan Jalanan, Jajaran Polda Sumut Gelar Patroli KRYD. Diduga Lakukan Pembiaran Bisnis Hotel Esek-Esek Di Desa Sampali Dan Diduga Tidak Memiliki Izin Warga Brayan Tewas Ditempat, Terlindas Bus Listrik Lapor Pak Kapolda Sumut, Terduga Pelaku Pencabulan Balita ‘SS’ di Taput Masih Bebas Berkeliaran. PLT Kades Citaman Jernih Alergi Terhadap Wartawan Ketika Akan Dikonfirmasi, Diharapkan Bupati Segera Ambil Tindakan Tegas.

Headline

Anggota Dewan Komisi IV DPRD Medan Lailatul Badri Tuding Kinerja Dinas PKPCKTR Amburadul, Program Kerja Copy Paste

badge-check

MEDAN, MEDIA INDONESIA  //  Komisi IV DPRD Medan Lailatul Badri menuding kinerja Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (PKPCKTR) Kota Medan amburadul. Soalnya banyak program kerja hanya copy paste, seperti pemasangan pipa distribusi air bersih dibeberapa titik yang nilainya dibuat sama.

“Kok bisa sama nilai harga yang akan dibutuhkan disemua titik. Apa semua sama panjang pipa yang akan dipasang ke rumah rumah. Tentu kan berbeda beda, maka nilainya pasti berbeda” ucap Lailatul Badri saat rapat evaluasi dengan Dinas PKPCKTR Kota Medan di ruang komisi IV gedung DPRD Medan, Senin (21/4/2025).

Menurut Lela politisi dari PKB ini, sepatutnya pihak Dinas PKPCKTR melakukan survei dulu ke lapangan, berapa panjang kebutuhan pipa yang akan dipasang disatu titik. Dengan begitu dapat menghasilkan yang maksimal dan benar-bener bermanfaat bagi masyarakat.

“Ke depannya kita harapkan dilakukan perencanaan program yang matang dan profesional. Sehingga anggaran yang dikeluarkan tepat sasaran,” katanya

Kritikan bukan hanya disitu saja, Lailatul Badri juga menyoroti terkait pengawasan bangunan. Menurutnya, selama Komisi IV DPRD Medan melakukan pengawasan terhadap pendirian bangunan, ternyata hampir 80 persen pendirian bangunan di Kota Medan bermasalah. Sehingga Pemko Medan mengalami kebocoran PAD yang cukup besar. Selain kebocoran PAD juga menjadikan pelanggaran estetika kota yang menimbulkan pendirian bangunan menjadikan kota Medam semrawut.

Kata Lela Contoh pembiaran pelanggaran itu seperti kendati pelanggaran roilen atau sempadan bangunan namun tetap berdiri tanpa tindakan. Begitu juga bangunan banyak melanggar jalur hijau namun tetap berdiri mulus.

“Sarat dengan pelanggaran tetapi berdiri mulus. Tidak ada izin terkait unit dan pelanggaran izin jumlah lantai. Penyimpangan itu terkesan ada pembiaran, ” tuding Lela seraya mengatakan terkat biaya konsultan untuk pendirian bangunan selalu dikeluhkan warga pendiri bangunan. (TNI)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ratusan Rumah Warga Rusak Akibat Diterjang Angin Puting Beliung

24 Mei 2025 - 07:02 WIB

Warga Brayan Tewas Ditempat, Terlindas Bus Listrik

22 Mei 2025 - 12:31 WIB

Warga STM Hilir Menggagalkan Pencurian Kabel Tembaga Trafo PLN.

18 Mei 2025 - 07:30 WIB

Lelah Dipindah-Pindah, Siswa Siswi Dan Wali Murid Demo Ke Kantor Bupati Deli Serdang

15 Mei 2025 - 08:09 WIB

Berantas Parkir Liar, Bupati Deli Serdang Akan Optimalisasi Retribusi Genjot PAD

14 Mei 2025 - 07:33 WIB

Trending di Headline