Menu

Mode Gelap
Sekira 3.000 Paket Sembako dari CEO Penghidmat Baitullah untuk Korban Banjir di Aceh, Sumut dan Sumbar Tim Tanggap Bencana IKAL SMAN 6 dan Pelajar Kirim Bantuan ke Tapteng, Tapsel dan Aceh Tamiang DPD LSM KPK-RI : Walikota Harus Tanggap Polri Kerahkan Tim K-9 dan 17 Personel Tangani Longsor di Jalan Sisingamangaraja, Pancuran Gerobak Sibolga Kota Warga Tumpah Ruah Menghadiri Sosper Akhir Tahun Jusup Ginting Suka,SE Di Jalan Parang Pejabat Mukim Longkib Dampingi Langsung Para Relawan Donasi Korban Banjir Di Aceh Tamiang 

News

Subulussalam di Tengah Tekanan Fiskal dan Harapan Ekonomi Rakyat

badge-check


					Subulussalam di Tengah Tekanan Fiskal dan Harapan Ekonomi Rakyat Perbesar

 

Subulussalam,Aceh– MediaIndonesia Pemerintah Kota Subulussalam saat ini tengah berupaya menekan angka defisit anggaran daerah di tengah kondisi keuangan yang masih terbatas. Berdasarkan data per September 2025, posisi defisit APBK mencapai sekitar Rp54 miliar, meski sebelumnya pemerintah telah menyelesaikan sebagian beban utang lama yang mencapai Rp235 miliar, dengan Rp59 miliar di antaranya berhasil dilunasi.

 

Kondisi keuangan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot dalam menjaga keseimbangan antara kewajiban belanja rutin dan kebutuhan pembangunan daerah. Sementara itu, struktur ekonomi Kota Subulussalam masih sangat bergantung pada 3 kelompok utama: pertanian pekebun kelapa sawit, pedagang kecil, dan aparatur sipil negara (ASN).

 

Sektor pertanian mampu menyumbang 23,91% dari total PDRB Kota Subulussalam atau sekitar Rp 553 Milyar rupiah.

Sebagian besar warga menggantungkan hidup dari perkebunan kelapa sawit, yang dalam beberapa tahun terakhir menghadapi fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) dan meningkatnya biaya produksi. Hal ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat dan menurunnya aktivitas perdagangan di pasar-pasar lokal.

 

Di sisi lain, pedagang kecil dan pelaku UMKM turut merasakan perlambatan perputaran uang. Hanya kelompok ASN yang relatif stabil dalam menjaga daya konsumsi, namun sektor ini tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara luas.

 

Pengamat ekonomi daerah menilai, langkah Pemkot menekan defisit memang penting, namun tidak boleh mengorbankan program-program produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan investasi di sektor pertanian rakyat, UMKM, serta pengembangan potensi wisata menjadi kunci pemulihan ekonomi berbasis rakyat.

 

Subulussalam memiliki banyak potensi, mulai dari sumber daya alam yang luas, air terjun dan wisata religi makam Syekh Hamzah Fansuri, hingga keberagaman budaya dan kuliner yang bisa dikembangkan sebagai sumber pendapatan daerah baru.

 

Dengan tata kelola anggaran yang lebih transparan dan berpihak pada sektor produktif, defisit dapat diubah menjadi momentum perbaikan, bukan sekadar beban fiskal. Masyarakat berharap pemerintah dapat mengarahkan kebijakan APBK 2025 untuk lebih menyentuh kepentingan ekonomi rakyat secara langsung.

||IP

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Polri Kerahkan Tim K-9 dan 17 Personel Tangani Longsor di Jalan Sisingamangaraja, Pancuran Gerobak Sibolga Kota

14 Desember 2025 - 08:20 WIB

Warga Tumpah Ruah Menghadiri Sosper Akhir Tahun Jusup Ginting Suka,SE Di Jalan Parang

13 Desember 2025 - 16:35 WIB

Anggota DPRDSU Ihram Buana Nasution Gelar Kegiatan Wawasan Kebangsaan Di Medan Tembung

13 Desember 2025 - 16:05 WIB

Kejari Subulussalam Gelar Penyuluhan Hukum Antikorupsi di SMAS Plus Muhammadiyah Subulussalam

11 Desember 2025 - 08:37 WIB

CAMAT LONGKIB DAN PJ MUKIM LEPASKAN RELAWAN PENGANTAR DONASI PEDULI BENCANA BANJIR ACEH TAMIANG

11 Desember 2025 - 03:12 WIB

Trending di Nasional